MAKALAH
EKONOMI MAKRO :
TEORI KONSUMSI DAN TABUNGAN
DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK III
Halimatus Sakdiyah
Chyntia Yuniastuti Ali
Achmad Jaylani
Ach. Alief Sanusi
STKIP PGRI BANGKALAN
TAHUN AJARAN 2016/2017
KATA
PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji serta syukur
ke hadirat Allah yang maha kuasa, atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya
kepada saya sehingga dapat menyelesaikan makalah dengan judul “ POLA
KONSUMSI, TABUNGAN DAN INVESTASI)”
Saya
menyadari bahwa di dalam proses penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, saya
telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang saya miliki
sehingga dapat selesai dengan baik, dan oleh karena itu dengan rendah hati,
saya berharap kepada pembaca yang budiman untuk memberikan masukan, saran dan
kiritik yang sifatnya membangun guna penyempurnaan makalah ini.
Akhirnya
kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca.
Makassar, 2012
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman Judul
...........................................................................................................
i
Kata Pengantar
...........................................................................................................
ii
Daftar Isi
....................................................................................................................
iii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
...................................................................................................
1
B. Permasalahan
......................................................................................................
2
C. Tujuan Penulisan
................................................................................................
2
BAB II. PEMBAHASAN
A.
Teori Konsumsi
dan Tabungan …............................................................................
3
B.
Fungsi Konsumsi dan Tabungan …..........................................................................
6
C.
Faktor-faktor yang
mempengaruhi Konsumsi dan Tabungan …......................... 10
D.
Teori
Investasi …..................................................................................................
11
E.
Faktor-faktor yang
mempengaruhi Investasi ….............................................. ….
14
BAB III. PENUTUP
Kesimpulan …...........................................................................................................
16
Saran ….......................................................................................................................
17
DAFTAR PUSTAKA …...........................................................................................
. 18
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Teori konsumsi diperkenalkan oleh John
Maynard Keynes sesudah terjadinya Depresi Ekonomi tahun 1929-1930 melalui
bukunya yang berjudul ” The General Theory of Employment, Interest dan Uang
”. Berbagai kritikan dan penyempurnaan terhadap teori ini kemudian
bermunculan, antara lain kritikan yang datang dari ” Keynesian” Simon Kuznets
dengan konsumsi jangka panjangnya. Teori Konsumsi kemudian juga
dikembangkan oleh Milton Friedman dengan Permanent Income Hypothesis, yang
setuju dengan pemikiran Adam Smith tentang kebebasan pasar . Franco
Modigliano dengan teori life cycle Hypothesis - LCH), dan James
Duesenbery yang mempelopori teori konsumsi melalui Relative Income
Hypothesis – RIH adalah ahli ekonomi yang sealiran dengan Keynes.
Kata consumption dilambangkan dengan huruf C adalah bagian
dari pendapatannya yang dibelanjakan sedangkan bagian pendapatan yang tidak
dibelanjakan disebut tabungan dilambangkan dengan huruf S (saving).
Apabila pengeluaran-pengeluaran konsumsi semua orang dalam suatu Negara
dijumlahkan, maka hasilnya adalah pengeluaran konsumsi masyarakat Negara yang
bersangkutan. Disisi lain jika tabungan semua orang di suatu Negara dijumlahkan, maka
hasilnya adalah tabungan masyarakat Negara tersebut. Selanjutnya, tabungan masyarakat
bersama-sama dengan tabungan pemerintah membentuk tabungan nasional. Yang
terakhir ini, tabungan nasional merupakan sumber dana investasi.
Perilaku tabungan juga begitu. Jadi, bila pendapatan
bertambah, baik konsumsi maupun tabungan akan sama-sama bertambah. Perbandingan
besarnya tambahan pengeluaran konsumsi terhadap tambahan pendapatan disebut
hasrat marjinal untuk berkonsumsi (marginal propensity to consume, MPC).
Sedangkan nisbah besarnya tambahan tabungan terhadap pendapatan dinamakan
hasrat marjinal untuk menabung ( marginal propensity to save, MPS). Pada
masyarakat yang kehidupan ekonominya relative belum mapan, biasanya angka MPC
mereka relative besar, sementara angka MPS mereka relative kecil. Artinya, jika
mereka memperoleh
tambahan
pendapatan, maka sebagian besar tamabhan pendapatan itu akan teralokasikan
untuk konsumsi
B. PERMASALAHAN
Dari
penjelasan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan
pada makalah ini adalah:
A.
Teori Konsumsi dan Tabungan
B.
Fungsi Konsumsi dan Tabungan
C.
Faktor-faktor yang mempengaruhi Konsumsi dan Tabungan
D.
Teori Investasi
E.
Faktor-faktor yang mempengaruhi Investasi
C. TUJUAN
PENULISAN
Tujuan penulisan makalah ini adalah :
1.
Mengetahui dan memahami Teori Konsumsi dan
Tabungan
2.
Mengetahui dan memahami Fungsi Konsumsi dan
Tabungan
3.
Mengetahui Faktor-faktor yang mempengaruhi Konsumsi dan Tabungan
F.
Mengetahui dan memahami Teori Investasi
4. Mengetahui
dan memahami Faktor-faktor yang mempengaruhi Investasi
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Teori Konsumsi dan Tabungan
Konsumsi berasal dari bahasa Inggris yaitu (Consumption) adalah pembelanjaan atas
barang-barang
dan jasa-jasa
yang dilakukan
oleh rumah
tangga
dengan
tujuan
untuk memenuhi kebutuhan
dari orang
yang melakukan pembelanjaan
tersebut. Pembelanjaan masyarakat atas makanan, pakaian, dan barang-barang kebutuhan
mereka yang lain digolongkan
pembelanjaan atau konsumsi. Barang-barang yang diproduksi untuk digunakan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya dinamakan barang konsumsi (Dumairy, 2004).
John Maynard Keynes dalam bukunya yang
berjudul ” The General Theory of Employment, Interest dan Uang ”. Menyatakan bahwa semakin besar
pendapatan seseorang maka akan semakin banyak tingkat konsumsinya pula, dan
tingkat tabungannya pun akan semakin bertambah. dan sebaliknya apabila tingkat
pendapatan seseorang semakin kecil, maka seluruh pendapatannya digunakan untuk
konsumsi sehingga tingkat tabungannya nol. Pendapatan suatu negara terdiri atas
dua hal, yaitu : (1). Pendapatan Perseorangan ( Y=C+S) dan (2). Pendapatan
Perusahaan (Y=C+I). Apabila pendapatan berubah, maka perubahan tersebut
akan berpengaruh terhadap konsumsi dan tabungan
Rumus Persamaan nya adalah : C = a +
bY
Keterangan:
C = konsumsi
Y
= pendapatan disposibel
a = konstanta
b = kecenderungan mengkonsumsi marginal (Mankiw, 2003)
Tabungan ialah sisa dari pendapatan
yang telah digunakan untuk pengeluaran pengeluaran konsumsi. Atau dengan kata
lain saving ialah bagian daripada pendapatan yang tidak dikonsumsi. Dalam
lingkup makro ekonomi saving dapat didefinisikan sebagai bagian
dari pada pendapatan nasional per tahun yang tidak dikonsumsi.
Tabungan adalah bagian dari
pendapatan dapat dibelanjakan (disposable income) yang tidak dikeluarkan untuk
konsumsi. Ini merupakan tabungan masyarakat. Tabungan pemerintah adalah selisih
positif antara penerimaan dalam negeri dan pengeluaran rutin. Kedua macam
tabungan ini membentuk tabungan nasional, merupakan sumber dana investasi.
Kendati pada dasarnya semua sisa
pendapatan yang tidak dikonsumsi adalah tabungan, namun tidak seluruhnya
merupakan tabungan sebagaimana yang dikonsepsikan dalam makro ekonomi. Hanya
bagian yang dititipkan pada lembaga perbankan sajalah yang dapat dinyatakan
sebagai tabungan, karena secara makro dapat disalurkan sebagai dana investasi.
Sisa pendapatan tidak dikonsumsi yang disimpan sendiri (istilah umumnya celengan)
tidak tergolong sebagai tabungan.
Angka tabungan nasional sendiri merupakan hasil penaksiran
pula, yaitu PDB dikurangi Nilai Konsumsi Akhir Sektor Rumah Tangga dan Sektor
Pemerintah, ditambah Pendapatan Netto Faktor Produksi terhadap Luar Negeri.
Jadi, karena kesulitan teknis penafsiran, metodologi perhitungannya dibalik.
Bukannya tabungan masyarakat ditambah tabungan pemerintah menghasilkan tabungan
nasional, melainkan tabungan nasional dikurangi tabungan pemerintah
menghasilkan tabungan masyarakat. Kepraktisan metodologis semacam ini tentu
saja merupakan kelemahannya.
Tabungan masyarakat bersama-sama
tabungan pemerintah dan dana dari luar negeri merupakan sumber pembiayaan
investasi. Dalam rangka menggalakkan peran serta masyarakat dalam pembangunan,
tabungan masyarakat senantiasa diupayakan untuk terus meningkat.
B.
Fungsi Konsumsi dan Tabungan
Fungsi konsumsi Keynes adalah fungsi
konsumsi jangka pendek. Keynes tidak mengeluarkan fungsi konsumsi jangka
panjang karena menurut Keynes ” in the long run we’re all dead.” , bahwa di
dalam jangka panjang, kita semua akan mati, sehingga jangka panjang tidak perlu
diprediksi. Fungsi konsumsi Keynes dapat dijelaskan sebagai berikut
Fungsi konsumsi Keynes adalah: C = a + c Yd
Dimana
c = Marginal Propensity to Consume (MPC) 0
< MPC < 1
a = Konstanta atau autonomous consumption
Yd = Pendapatan Disposable atau pendapatan yang siap dikonsumsi
Yd = Y – Tx
+ Tr
Tx
= Pajak
Tr
= Subsidi
Fungsi konsumsi
Keynes adalah fungsi konsumsi
jangka
pendek.
Keynes tidak mengeluarkan fungsi konsumsi jangka panjang karena menurut Keynes
in the long run we’re all dead. Bahwa di dalam jangka panjang, kita semua akan mati, sehingga jangka panjang tidak perlu diprediksi.
Keynes
melakukan penelitian hubungan fungsi konsumsi dengan mengambil data dari tahun 1929 – 1944. Hasil penelitian di Amerika
Serikat tersebut menunjukkan adanya pengaruh pendapatan disposable dengan
konsumsi.
Tabungan ialah sisa dari pendapatan yang telah digunakan
untuk pengeluaranpengeluaran konsumsi. Atau dengan kata lain saving ialah
bagian daripada pendapatan yang tidak dikonsumsi. Dalam lingkup makro
ekonomi saving dapat didefinisikan sebagai bagian daripada
pendapatan nasional per tahun yang tidak dikonsumsi
Oleh karena itu kelebihan tabungan ini
akan menyebabkan over investasi atau penimbunan, sehingga menimbulkan
pengangguran. Apakah ini berarti perekonomian akan kembali ke depresi ? Perbandingan
antara perkiraan (prediksi) dengan hasil aktual menunjukkan bahwa : Konsumsi
adalah dibawah prediksi Tabungan adalah lebih tinggi dari yang diramalkan
Implikasinya : Faktor penentu utama dalam persamaan perilaku
konsumsi harus dihilangkan
Rekonsiliasi antara teori
Kuznets dengan teori Keynes (1) Menggunakan analisis Ekonometrika dari Arthur Smithies tahun
1954 Mengunakan pendapatan disposal (Yd) dan konsumsi
perkapita , dan trend waktu Hasil penelitian menunjukkan bahwa fungsi
konsumsi Keynes dan Kuznets hampir serupa, dan hanya berbeda pada pergeseran
fungsi.
Rekonsiliasi antara teori
Kuznets dengan teori Keynes (2) Penyebab pergeseran kurva konsumsi Keynes pada
gambar 4 adalah : Adanya
migrasi penduduk dari daerah pertanian ke kota (harus membeli barang)
Pergeseran kesetaraan distribusi yang semakin besar (yang miskin
menabung lebih sedikit) Kenaikan dalam standard hidup
(kemewahan menjadi kebutuhan) Untuk alasan inilah maka setiap orang harus
meningkatkan konsumsinya
C.
Faktor-Faktor yang mempengaruhi Konsumsi
dan Tabungan
1.
Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya pengeluaran konsumsi rumah tangga,
antara lain :
a.
Faktor Ekonomi
-
Pendapatan Rumah Tangga (Household Income )
- Kekayaan Rumah Tangga ( Household Wealth
)
- Tingkat Bunga ( Interest Rate )
-
Perkiraan Tentang Masa Depan (Household Expectation About The Future)
Faktor-faktor internal yang dipergunakan untuk memperkirakan
prospek masa depan rumah tangga antara lain pekerjaan, karier dan gaji yang
menjanjikan, banyak anggota keluarga yang telah bekerja. Sedangkan
faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi antara lain kondisi perekonomian
domestic dan internasional, jenis-jenis dan arah kebijakan ekonomi yang
dijalankan pemerintah.
b.
Faktor Demografi
-
Jumlah Penduduk
-
Komposisi Penduduk
c.
Faktor-faktor Non Ekonomi
-
Faktor social budaya masyarakat. Misalnya saja, berubahnya pola kebiasaan
makan,
-
Perubahan etika dan tata nilai karena ingin meniru kelompok masyarakat lain
yang dianggap lebih hebat/ideal.
2. Faktor
yang memengaruhi Tabungan (S), yaitu:
- Pendapatan
yang diterima
Semakin
banyak pendapatan yag diterima berarti semakin banyak pula pendapatan yang
disisihkan untuk saving.
- Hasrat
untuk menabung (Maginal Propensity to Save) Hal ini didorong dengan keinginan masing-masing individu
dalam mengalokasikan pendapatannya untuk ditabung karena pertimbangan
keamanan.
- Tingkat
suku bunga bank
Semakin tinggi tingkat suku bunga simpanan maka semakin banyak
masyarakatuntuk menabung (saving).
D.
Teori Investasi
Investasi adalah keputusan menunda konsumsi sumber daya atau
bagian penghasilan demi meningkatkan kemampuan, menambah / menciptakan nilai
hidup (penghasilan dan kekayaan). Investasi bukan hanya dalam bentuk fisik,
melainkan juga non fisik, terutama peningkatan kualitas sumber daya manusia.
Dalam
teori ekonomi makro yang dibahas adalah investasi fisik. Dengan pembatasan
tersebut maka definisi investasi dapat lebih dipertajam sebagai
pengeluaran-pengeluaran yang meningkatkan stok barang modal. Stok barang modal
adalah jumlah barang modal dalam suatu perekonomian pada saat tertentu.
1.
Investasi Dalam Bentuk Barang Modal dan Bangunan
Yang
tercakup dalam investasi barang modal dan bangunan adalah
pengeluaran-pengeluaran untuk pembelian pabrik, mesin, peralatan produksi,
bangunan/gedung yang baru. Karena daya tahan madal dan bangunan umumnya lebih
dari setahun, seringkali investasi ini disebut sebagai investasi dalam bentuk
harta tetap (fixed investment).
Di Indonesia, istilah yang setara dengan fixed investment
adalah pembentukan modal tetap domestic bruto (PMTDB). Supaya lebih akurat,
jumlah investasi yang perlu diperhatikan adalah investasi bersih yaitu PMTDB
dikurangi penyusutan.
2. Investasi
Persediaan
Perusahaan
seringkali memproduksi barang lebih banyak daripada target penjualan. Hal ini
dilakukan untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan. Tentu saja investasi
persediaan diharapkan meningkatkan penghasilan/keuntungan. Persediaan barang
tersebut dikatakan sebagai investasi yang direncanakan atau investasi yang
diinginkan karena telah direncanakan. Selain barang jadi, investasi dapat juga
dilakukuan dalam bentuk persediaan barang baku dan setengah jadi.
Nilai
Waktu dari Uang
1. Nilai
Sekarang ( Present Value )
Nilai
nominal dari sejumlah mata uang belum tentu akan lebih berharga dimasa datang.
Hal ini sangat tergantung dari tingkat pengembalian investasi yang diinginkan.
V
=
X
Ket :
V = Nilai yang akan datang
(1+r)
X = Nilai sekarang
t =
Waktu
r =
Faktor diskonto
2. Nilai Masa Mendatang
( Future Value )
Menghintung
nilai masa mendatang adalah kebalikan dari menghitung nilai sekarang dari
output investasi yang direncanakan. Sekalipun melihat dari sudut pandang yang
bertolak belakang, keputusan yang dihasilkan tetap sama.
F
= A (1+r) Ket
: F = Nilai masa mendatang yang diharapkan
A = Investasi awal
t = Waktu
Kriteria
Investasi
1. Payback
Period
Payback period adalah waktu yang dibutuhkan agar investasi
yang direncanakan dapat dikembalikan, atau waktu yang dibutuhkan untuk mencapai
titik impas. Jika waktu yang dibutuhkan makin pendek, proposal investasi
dianggap makin baik. Kendatipun demikian, kita harus berhati-hati menafsirkan
kriteria payback period ini. Sebab ada investasi yang baru menguntungkan dalam
jangka panjang (> 5 tahun).
2.
Benefit/Cost Ratio (B/C Ratio)
B/C ratio mengukur mana yang lebih
besar, biaya yang dikeluarkan dibanding hasil (output) yang diperoleh. Biaya
yang dikeluarkan dinotasikan dengan C (cost). Output yang dihasilkan
dinotasikan dengan B (benefit). Keputusan menerima atau menolak proposal
investasi dapat dilakukan dengan melihat nilai B/C. Umumnya, proposal investasi
baru diterima jika B/C > 1, sebab berarti output yang dihasilkan lebih besar
daripada biaya yang dikeluarkan.
3. Net
Present Value (NPV)
Perhitungan dengan menggunakan nilai
nominal dapat menyesatkan, sebab tidak memperhitungkan nilai waktu dari uang.
Untuk membuat hasil lebih akurat, maka nilai sekarang didiskontokan. Keuntungan
dari menggunakan metode diskonto adalah kita dapat langsung menghitung selisih
nilai sekarang dari biaya total dengan penerimaan total bersih.
Selisih inilah yang disebut net present value. Suatu
proposal investasi akan diterima jika NPV > 0, sebab nilai sekarang dari
penerimaan total lebih besar daripada nilai sekarang dari biaya total.
4. Internal
Rate of Return (IRR)
Internal rate of return adalah nilai
tingkat pengembalian investasi, dihitung pada saat NPV sama dengan nol. Keputusan
menerima/menolak rencana investasi dilakukan berdasarkan hasil perbandingan IRR
dengan tingkat pengembalian investasi yang diinginkan (r).
E.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Investasi
1. Tingkat Pengembalian yang
Diharapkan (Expected Rate of Return)
- Kondisi Internal Perusahaan
Kondisi
internal adalah faktor-faktor yang berada di bawah kontrol Perusahaan, seperti
tingkat efisiensi, kualitas SDM dan teknologi. Sedangkan faktor
non-teknis, seperti kepemilikkan hak dan atau kekuatan monopoli, kedekatan
denga pusat kekuasaan, dan penguasaan jalur informasi.
- Kondisi Eksternal Perusahaan
Kondisi eksternal yang perlu dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan akan
investasi utama adalah perkiraan tentang tingkat produksi dan pertumbuhan
ekonomi domestic maupun internasional.
2. Biaya Investasi
Hal yangpaling menentukan adalah tingkat bunga pinjaman. Makin
tinggi tingkat bunganya maka biaya investasi makin mahal. Akibatnya minat akan
investasi makin menurun. Namun tidak jarang, walaupun tingkat bunga pinjaman
rendah, minat akan investasi tetap rendah. Hal ini disebabkan biaya total
investasi masih tinggi dan faktor yang mempengaruhi adalah masalah kelembagaan.
3. Marginal Efficiency of Capital
(MEC), Tingkat Bunga, dan Marginal
Efficiency of Investement (MEI)
- Marginal Efficiency of Capital (MEC),
Investasi, dan Tingkat Bunga MEC adalah tingkat pengembalian yang diharapkan
dari setiap tambahan barang modal.
- Marginal Effeciency of Capital (MEC) dan
Marginal Efficiency of Investment (MEI
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Konsumsi adalah
pembelanjaan
atas barang-barang dan
jasa-jasa yang dilakukan
oleh rumah
tangga
dengan
tujuan
untuk memenuhi kebutuhan
dari orang
yang melakukan pembelanjaan
tersebut.
2. Semakin
besar pendapatan seseorang maka semakin banyak tingkat konsumsinya pula, dan
tingkat tabungannya pun akan semakin bertambah. Begitu pula sebaliknya apabila
tingkat pendapatan seseorang semakin kecil, maka seluruh pendapatannya
digunakan untuk konsumsi sehingga tingkat tabungannya nol.
3.
Pendapatan suatu negara terdiri atas dua hal, yaitu : (1). Pendapatan
Perseorangan ( Y=C+S) dan (2). Pendapatan Perusahaan (Y=C+I). Apabila
pendapatan berubah, maka perubahan tersebut akan berpengaruh terhadap konsumsi
dan tabungan
4. Konsumsi adalah
dibawah prediksi,
Tabungan adalah
lebih tinggi dari yang diramalkan Implikasinya
5. Fungsi konsumsi
Keynes adalah fungsi konsumsi jangka pendek. Keynes tidak mengeluarkan
fungsi konsumsi jangka panjang karena menurut Keynes bahwa di dalam jangka
panjang, kita semua akan mati
6.
Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya pengeluaran konsumsi rumah tangga,
antara lain :
-
Faktor Ekonomi
-
Faktor Demografi
-
Faktor-faktor Non Ekonomi
7.
Faktor yang memengaruhi Tabungan (S), yaitu:
- Pendapatan yang diterima
- Hasrat untuk menabung (Maginal
Propensity to Save) Hal ini didorong
- Tingkat suku bunga bank
8. Investasi adalah keputusan
menunda konsumsi sumber daya atau bagian penghasilan demi meningkatkan
kemampuan, menambah / menciptakan nilai hidup (penghasilan dan kekayaan).
Investasi bukan hanya dalam bentuk fisik, melainkan juga non fisik, terutama
peningkatan kualitas sumber daya manusia
B.
SARAN
Jika
ada kesalahan dan kekeliruan pada makalah ini maka kami mohon kritik
maupun saran yang sifatnya membangun dari pembaca demi kesempurnaan kedepan.
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar